Keputusan yang Kerap Merusak Keindahan (dan Kontroversial)

|


Aturan dalam permainan bola basket banyak banget. Dan rasanya paling banyak di antara olahraga-olahraga lainnya (koreksi kalau gw keliru). Dalam buku peraturan bola basket, baik yang dikeluarkan oleh FIBA maupun NBA, semua aturan tercatat lengkap dan pasti. Tetapi, ketika harus menerapkannya di lapangan, lain lagi. Semua bergantung kepada kejelian wasit! Semua aturan jadi bias ketika persepsi wasit yang sudah meniup peluit kerap berbeda dengan pemain, pelatih, ofisial, bahkan penonton. Namun apa mau dikata, wasit yang berkuasa :P

Untuk membuat pertandingan lebih menarik, kabarnya wasit kerap membiarkan beberapa pelanggaran kecil yang tidak begitu memengaruhi pertandingan (walau tentu saja setiap pelanggaran yang dibiarkan akan merugikan satu tim tertentu). Sulit memang menjadi wasit. Masalahnya terkadang wasit juga sering meniup peluit hanya oleh sesuatu yang penting-gak penting atau bahkan meragukan yang malah merusak keindahan basket dan keputusan itu pun sangat mungkin untuk diperdebatkan (ngerti kan maksud gw? Mudah-mudahan ngerti..heheheee). Tapi kembali lagi, wasit yang berkuasa :P

Kalau maksud gw masih samar, begini lho..

Watch your pivot!

Ketika Seri Solo, salah seorang wasit NBL sangat-sangat ringan bibir untuk meniup peluit oleh kesalahan pemain yang ia anggap travelling. Setiap kali seorang pemain menguasai bola, melakukan pivot, lalu dribble, wasit tersebut sering meniup peluit dan menyatakan bahwa pemain itu melakukan travelling. Masalahnya, selalu dan selalu hanya wasit itu-itu saja yang meniup peluit karena melihat seorang pemain melakukan travelling. Ketika ia meniup peluit, pemain merasa tidak melakukan kesalahan, pemain-pemain lain merasa itu keputusan aneh, ofisial pun begitu, bahkan banyak penonton bergumam “Ha? travelling apanya?”

Barangkali Perbasi nyadar. Wasit tersebut tak lagi muncul pada Seri Bali dan Jakarta ini.

Watch your hesitation!

Kalau baca twit gw hari ini, gw banyak sekali menyinggung tentang seorang wasit NBL bernomor punggung ## yang selama tiga hari NBL di Jakarta ini sangat-sangat suka meniup peluit atas pelanggaran carrying the ball. Ketika seorang point guard (Kelly, Dimaz, Robert, Wijaya, dll) tengah menggiring/dribble bola dengan cepat untuk menyerang, lalu di tengah jalan seorang pemain lawan menghadang, para point guard tersebut biasanya melakukan gerakan hesitation guna mengecoh arah dan melewati pemain yang menghadangnya. Namun, setiap kali si point guard melakukan gerakan hesitation, wasit tersebut langsung meniup peluit menyatakan si point guard melakukan pelanggaran carrying the ball.

Lagi-lagi, anehnya, yang meniup peluit untuk menyatakan pelanggaran carrying the ball tersebut hanya wasit bernomor punggung ## itu saja, alias dia-dia lagi. Kali ini gak banyak penonton yang ngeh, hanya gw saja rasanya :P But it’s true. Bagi gw, pemain yang melakukan gerakan hesitation tersebut tidak melakukan carrying the ball. Jika ia benar melakukan carrying the ball, maka semua dan setiap dribble Dimaz Muharri adalah carrying the ball, begitu juga point guard-point guard yang lain.

Gak ngeh wasit yang mana? Nonton NBL! Ketika ada wasit yang tiup peluit dan kasih tanda pelanggaran carrying the ball, kemungkinan besar pemain yang kena peluit baru saja melakukan gerakan hesitation. Biasanya dalam sebuah serangan balik yang cepat! :(

0 komentar:

Posting Komentar

 

©2009 MORE THAN JUST A GAME | Template Blue by TNB